Jumat, 08 Maret 2013

Minta Artikel tentang polusi suara duunn..plisss?

artikel musik
 on ALAT MUSIK TRADISIONAL ~ UPTODATEST
artikel musik image



Danny


Minta Artikel tentang polusi suara duunn..plisss
Sekarang...thx



Answer
Ini gue kasih artikelnya:
Dampak Buruk Dan Dampak Baik Suara
Seperti dalam artikel terdahulu, kami telah sampaikan segala akibat dari paparan kebisingan di sekitar kita. Tak heran jika kebanyakan orang yang tinggal di perkotaan mengalami masalah sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan mengatasi stress dengan lingkungan yang sangat ramai. Untungnya, ada juga pengaruh positif dari paparan suara. Berlawanan dengan suara bising, kemampuan musik untuk memperbaiki dan mempengaruhi kesehatan serta harmoni sama hebatnya dengan kemampuan suara bising dalam menghancurkannya. Suara yang dihasilkan dari perpaduan alat musik ini, sejatinya, dapat digunakan sebagai sarana pengobatan, yang seringkali disebut terapi musik.

Memang, hingga kini keutungan penuh dari terapi musik masih terus dalam penelitian, namun hingga sejauh ini hanya terdapat sedikit penelitian yang dilakukan terkait manfaat musik. Studi tentang kesehatan jiwa, sebagai contohnya, telah menunjukkan kalau terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi. Terapi musik membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil digunakan oleh sebuah institut selama mereka melakukan sesi terapi grup.

Efek yang menyembuhkan dari terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Telah dilakukan pula observasi di rumah sakit, yang dilakukan pada pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, diabetes dan kanker, musik juga memiliki kekuatan. Sebagai pelengkap dalam perawatan di panti rehabilitasi, terapi musik sepertinya memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilamn fisik , begitu pula perannya dalam memperbaiki fungsi, baik fisik maupun mental, dari para penderita dengan gangguan syaraf atau gangguan mental. Dalam hal belajar, berbicara dan mendengarkan masalah, terapi musik juga memiliki peran tersendiri.

Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan melengkapi fungsi matirasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutam jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu menghilangkan rasa sakit kronik.

Terapi musik dapat juga memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk penderita alzheimer dan bentuk lain dimensia. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan AIDS, stroke, parkinson serta kanker. Selain itu, terapi musik juga berguna untuk mendukung keluarga dan individual layaknya pasien.

Saat berkonsultasi dengan ahli terapi musik untuk kondisi yang khusus, pertama-tama ahli terapi akan bicara pada pasien tentang gejala dan kebutuhannya sendiri. Sebagai tambahan, ahli terapi akan mengakses kesehatan emosi, kesehatan mental, fungsi sosial, kemampuan berkomunikasi dan kemampun kognitif dari pasien. Berdasarkan informasi ini, ahli terapi tersebut akan mendesain terapi yang sesuai untuk rencana perawatan, yang mungkin termasuk memutar dan mendengarkan musik, menganalisa lirik, menggubah lagu, memperbaiki dan/atau menggunakan perpindahan ritme.

Selama sesi reguler, ahli terapi mungkin berpartisipasi dalam aktivitas ini bersama pasien atau secara sederhana membimibingnya. Pasien bisa juga didorong untuk bicara tentang gambaran dan perasaan yang muncul saat musik tersebut diputar. Pasien dan ahli terapi akan memilih musik yang digunakan untuk terapi sesuai dengan kebutuhan dan selera. Pasien juga dapat memilih berbagai jenis aliran musik, dari musik klasik atau era baru hingga jazz sampai rock. Dan tak perlu pengalaman dibidang musik sebelumnya ataupun kemampuan bermain musik untuk menjalankan terapi musik ini.

Beberapa sesi terapi musik telah diatur dalam setting grup. Pasien mungkin menampilkan musik dengan pasien lain yang memiliki kondisi serup, atau bisa juga hanya berinteraksi dan rileks bersama-sama saat musik dimainkan. Jika pasien berada di rumah sakit untuk melakukan operasi atau melahirkan, ahli terapi musik ini dapat ikut terlibat dengan memperdengarkan lagu-lagu favorit si pasien untuk membantunya lebih rileks dan mengurangi rasa sakit.

Dan sekarang, dengan keseluruhan keterangan di atas, Anda mulai bertanya-tanya, jika terapi musik harus melalui bimbingan ahlinya. Namun untungnya, terapi musik tak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, walau mungkin Anda membutuhkan bantuan saat mengawalinya. Orang-orang Barat dapat dibilang masih baru dalam menemukan manfaat musik sebagai obat, namun sebenarnya di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan metode semacam ini telah lama digunakan. Untuk mendorong Anda menciptkan sesi terapi musik sendiri, berikut ini beberapa dasar terapi musik yang dapat Anda gunakan untuk melakukannya.

- Untuk memul

Benarkah musik itu haram menurut Islam?




.


As-salaamu'alaikum warohmatullooh wabarokaatuh!

Beberapa hari yang lalu ada postingan yang menanyakan hukum haram musik di saat room Ramadhan sepi, jadi inget lagu Lonely Is The Night-nya Air Supply atau Empty Room-nya Gary Moore. Dua lagu tentang sepi, entah mirip atau tidak dengan sepinya room Ramadhan beberapa pekan terakhir ini, yang pasti dua lagu tersebut sempat puluhan tahun mengisi komputer saya baik yang dirumah maupun yang dikantor, juga di HP, dan saya juga punya CD dan kasetnya, karena saya sangat suka iramanya, bukan sekedar syairnya.

Begitu pula dengan sekian banyak lagu-lagu berbahasa Inggris lainnya, dan juga lagu-lagu berbahasa asing non-Inggris yang saya suka berawal dari alunan nada irama musiknya, bukan karena suka syairnya! Misalnya lagu berjudul Du milik Peter Maffay -terakhir dinyanyikan oleh David Hasselhoff- yang berbahasa Jerman. Atau denting piano sebuah lagu Jepang berjudul Anata No Tame Ni yang dibawakan oleh Chino Yoshio (lagu Denting Piano milik Iwan Fals juga saya suka). Atau lagu berjudul Anak yang berbahasa Tagalog. Dan masih banyak lagu-lagu yang saya sukai karena alunan musiknya lebih dahulu daripada syairnya. Dan masih terngiang di telinga kita bagaimana boomingnya The Final Count Down milik Europe di akhir 80an. Atau lagu India berjudul Kuch-kuch Hotae (maaf kalau salah ejaan). Entah tentang apa lagu-lagu tersebut, yang jelas di saat lagu-lagu tersebut sedang hits, tua muda menyukainya. Begitu pula dengan berbagai musik-musik Classic, karya Bethoven misalnya yang bahkan diantaranya konon berpengaruh terhadap janin yang sedang dikandung oleh ibu-ibu hamil. (ck ck ck⦠Master of Tahayul!)

Sebagian besar lagu digandrungi oleh manusia pertama-tama adalah dikarenakan alunan musiknya, dan bukan syairnya. Sebagian muslim penentang hukum haram musik bertameng kepada syair dari lagu yang dibawakan. Jika syair atau liriknya Islami maka gaâ haram, kalau syairnya agak-agak pornobunyi baru haram. âTergantung lagunya, donk!â, kata mereka. Misalnya lagu berlirik dakwah-lah, lagu religi-lah, nasid-lah, dsb adalah tidak haram! Padahal niatnya semata-mata ingin melemahkan berbagai nash yang valid terkait keharaman musik dalam Islam.

Jika seseorang telah menyukai sebuah lagu, tentang apapun -termasuk mereka yang beralasan karena berlirik Islami- maka hanya omong kosong saja bahwa mereka hanya menyukai lagu-lagu bertema Islami semata. Diantara alasan orang menyukai lagu, selain dari iramanya, adalah lirik (syair)nya. Orang yang sedang kasmaran âdan sukses dengan asmaranya- sangat senang menyanyikan atau sekedar menyenandungkan lagu-lagu berirama syahdu. Jika dia orang yang Islami untuk mengesahkan kehalalan musik maka dia berusaha mencari-cari lagu Islami yang bertemakan rasa syukur kepada Alloh, misalnya sebuah lagu milik Opick yang ada berlirik: âAlhamdulillah, wa syukurillah, bersyukur pada-Mu Ya Alloh. Tlah Kau jadikan, kami saudara⦠dstâ. Tapi kalau asmaranya gagal maka dia lebih senang bergaya Once ketika membawakan Pupus miliknya Dewa atau Kasih Tak Sampai milik Padi. Ada pula yang teriak-teriak: âSadarkan aku Tuhan, dia bukan milikkuâ¦dstâ sambil membayangkan dirinya jadi Giring âNidjiâ. Dari sini, sebenarnya yang dia suka lirik/syair Islaminya atau lagu/musiknya?

Beberapa orang saking gandrungnya dengan musik, sampai-sampai berbagai lagu âpadang pasirâ dianggap sebagai lagu Islami. Hal itu karena âterinspirasiâ dari pada umumnya syair-syair lagu berirama qasidah. Padahal lagu-lagu tersebut hanya berbahasa Arab saja, sedangkan lirik dan temanya pada umumnya sama saja dengan lagu-lagu lain. Jadi ingat seorang teman yang mantan preman yang baru tobat membeli kaset KH Muammar waktu jadi juara MTQ Internasional sekaligus dia beli juga kaset lagu dangdut berbahasa Arab yang berjudul Magadir yang sempat nge-hits di pertengahan dekade 90an. Waktu ditanya kenapa beli kaset lagu-lagu berbahasa Arab, emangnya ngerti artinya apa, dia jawab tidak tahu sambil cengengesan. âKan ini lagu Arab, pak. Bukannya ini juga lagu-lagu ngaji, tapi dimusikinâ¦?â. Astaghfirulloohâ¦

Dalam psikologi ada istilah Subluminal terkait musik. Tafsirnya kira-kira; ada sesuatu yang sukses mempengaruhi kondisi kejiwaan manusia yang diakibatkan oleh alunan suara musik. (Ya, tentu saja musik yang enak di dengar!)
Imam Al-Ghazali dalam membahas detail tentang hati manusia menganalogikan hati manusia dengan sebuah gelas bening transparan. Keimanan (positive value) disimbolkan dengan cairan putih jernih dan juga transparan, dan selain dari iman (negative value) adalah cairan berwarna-warni. Prosentase kuantitas masing-masing cairan akan mempengaruhi tingkat kejernihan atau kekeruhan isi gelas tersebut. Semakin bening (jernih) tentu semakin baik. Hati yang terang.
Hati sangat terpengaruh oleh aktifitas jasmaniah anggota badan. Jika penggunaan anggota badan tersebut diluar ketentuan syariâat Islam, maka besar kemungkinan nilai-nilai negatiflah yang akan didapatkannya, dan itu akan membuat keruh hati.
QS Al Aâraf 179:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Ada perbedaan antara hati dan jiwa manusia, tetapi keduanya merupakan penikmat utama musik (tentu saja setelah didengar oleh kuping!).
Terkait dengan kondisi hati manusia, dalam sebuah ayat Al-Qurâan disebutkan bahwa hati hanya akan tenang jika mengingat Alloh Subhaanahu wa Taâala. Sedangkan dibanyak ayat-ayat Al-Qurâan lainnya disebutkan perintah agar hati senantiasa mengingat dan takut akan Alloh Subhanaahu wa Taâala. Berdasar teori gelas Imam Ghazali serta beberapa ayat Al-Qurâan tersebut, maka akan terjadi tumpang tindih dan saling mengalahkan melalui adu kuantitas didalam gelas bernama hati manusia antara nilai-nilai keimanan dengan hal-hal selainnya, termasuk pula pengaruh efek subluminal sebuah lagu atau irama musik (dengan atau tanpa alat).
Di saat hati dan jiwa manusia sedang menikmati alunan musik, dapat dipastikan disaat itu hatinya sedang lalai dari berdzikir kepada Alloh! Fantasinya seketika mengawang menikmati alunan musik bersuara merdu, berirama cantik, apalagi ditambah pula dengan syair yang simpatik. Belum lagi ditambah dengan penampilan elok sang biduan/ita-nya. Lengkap banget keindahan musik itu. Damai terasa di jiwa. Senang di hati. Semarak di pikiran. Plus jika penyanyinya seksi maka akan semakin dekat lagi dengan setan. Pertanyaannya: âDimana Alloh di saat itu?â Itu baru dari satu lagu, belum lagi dari lagu-lagu lainnya.
Bahkan sekalipun ketika sedang menyanyikan lagu yang ada pula menyebut kata-kata âTuhanâ atau âAllohâ dalam syairnya, apakah disaat itu si penyanyi ingat akan Kebesaran Alloh? Tidak! Yang sedang mereka ingat adalah bagaimana menyanyikan sebaik-baiknya lagu tersebut termasuk saat pengucapan lirik/syair kata âAllohâ atau kata âTuhanâ. Kenyataannya tidak satu dua lagu yang ketika sampai pada kata âTuhanâ atau âAllohâ dinyanyikan dengan nada gembira. Misalnya sebuah syair lagu milik Doel Soembang yang mengatakan: âSebab kampungku dihukum, oleh Yang Maha Pengampunâ¦â. Atau lirik lagu yang dinyanyikan oleh Vina Panduwinata; âOh Tuhan tolonglah, aku cinta, ku cinta diaâ¦â.
Padahal, QS Al Anfaal 2:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Pantas saja ada sebuah hadits yang menyebut lagu/musik dan zina dalam satu tempat (bersama dengan memakai sutera bagi laki-laki dan meminum khmar). Sebab di hadits lainnya ada menerangkan bahwa seorang muâmin sedang terlepas keimanan di dalam hatinya tatkala dia sedang berzina! Sedangkan dalam hadits yang lain, kelompok manusia ini dikatakan seperti kera dan babi .
Lihat Musnad Ahmad No. 21725 sbb:
Rasulullah Shallallahuâalaihiwasallam bersabda: âDemi jiwa yang Muhammad berada ditanganNya, sungguh beberapa orang dari ummatku bermalam dengan bersuka ria, menyalahgunakan nikmat dan bermain-main, di pagi harinya mereka menjadi kera dan babi karena mereka menghalalkan yang haram, nyanyian, minum khamer, makan riba dan mengenakan sutera.â
âTenang aja, kami masih aktif sholat, kok! Hati kami tetap beriman kepada Alloh, kok! Lagian, hukum musik âkan masih kontroversiâ¦â Kata mereka berusaha membela diri.

Siapa bilang masih kontroversi? Kurang jelaskah hadits-hadits terkait hal itu?
Padahal mereka menyadari bahwa disaat hati, jiwa dan pikiran sedang menikmati musik, maka disaat itu Alloh tidak ada di hati, jiwa dan pikiran mereka. Alias alunan suara musik itu benar-benar sedang menguasai jiwa mereka. Lalaiâ¦
QS Al Hasyr 19:
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
âKan, lewat lagu beryair Islami bisa pula kita manfaatkan untuk mengingat Kebesaran Alloh, dan juga lagu bisa dipakai berdaâwah?â Mereka masih keukeuh berusaha menghalalkan musik.

Begitu, kah? Kalau memang benar begitu, mengapa Rosululloh Sholalloohu âalaihi wa salam tidak pernah menyanyi, atau dinyanyikan lagu oleh para shohabat beliau atau oleh biduan/ita, atau memerintahkan ummatnya untuk berdaâwah melalui nyanyian/lagu/musik, padahal di masa itu musik juga telah ada?
Ataukah disaat itu masyarakat di sekitar (di jaman) Rosululloh adalah masyarakat yang benar-benar keterlaluan gobloknya sampai-sampai tidak ada satupun manusianya yang bisa bernyanyi atau bermain alat musik?
Mengapakah tidak memperhatikan bahwa musik/nyanyian/lagu merupakan salah satu cara beribadah manusia-manusia beraqidah kafir?
Sebaiknya begini saja; Jika kita memang masih mencintai musik setelah datangnya berbagai dalil yang valid yang mengharamkan musik, maka silahkan saja tidak peduli dan tetap bermusik ria. Toh, itu adalah urusan masing-masing kita dengan Alloh Subhaanahu wa Taâala. Bagi yang telah bersedia menyampaikan info tentang hukum masalah ini, ya, semoga Alloh Subhaanahu wa Taâala meridloi usaha daâwahnya. Tetapi yang tidak boleh kita lakukan adalah dikarenakan kita masih mencintai musik lantas kita berusaha menyalahkan bahkan menyerang balik dalil-dalil (tuntunan) Islam yang valid yang disampaikan oleh saudara-saudara seiman se-Islam kita.
Hal itu berlaku pula untuk tuntunan-tuntunan Islam lainnya. Jika sudah datang kepada kita suatu info tentang tuntunan ber-Islam, maka sebaiknya ikuti. Kalau tidak setuju, ya, terserah kepada kita masing-masing untuk mengikutinya atau tidak. Bukan kemudian menyanggah info-info tersebut tanpa ilmu. Sekali lagi, âmenyanggah tanpa ilmu!â Yang dikhawatirkan adalah kita akan menjadi terbiasa mendebat setiap info tuntunan ber-Islam yang datang kepada kita yang sebelumnya memang belum kita ketahui. Jika penasaran mengenai sebuah info tuntunan ber-Islam, mbok ya serius mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, bukan langsung menyanggah apalagi membantahnya.

Alloohummah-dinash-shiroothol-mustaqiem!

-------


@zuu_chan: Perhatikan bahasanya donk, Non. Alinea pertama: "...jadi inget...sempat...". Itu artinya cuma sbg ingatan doank, dan kata sempat (past) bisa juga diartikan sbg "pernah", berarti skrg udah enggak lagi. :-)

@khansa:
Ya, benar. Memang ada beredar beberapa hadits sekitar diperbolehkannya memukul rebana. Tapi perhatikan baik-baik teks hadits tersebut. Dalam hadits berikut ini Rosululloh Sholalllohu âalaihim wa Salam menganggap orang yang memukul rebana sebagai setan!
Musnad Ahmad No. 21911
Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Al Hubab] telah bercerita kepada kami [Husain] telah bercerita kepadaku ['Abdullah bin Buraidah] dari [ayahnya] bahwa seorang budak wanita berkulit hitam mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau kembali dari salah satu peperangan beliau,
ia berkata: Aku bernadzar bila Allah mengembalikan baginda dalam keadaan baik, aku akan menabuh rebana didekat baginda. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bila kau mau silahkan lakukan dan bila tidak mau jangan lakukan." Budak wanita itu pun memukul rebana kemudian Abu Bakar masuk dan budak itu menabuh rebana, yang lain masuk dan budak itu masih menabuh rebana kemudian 'Umar masuk, budak itu menyembunyikan rebananya dibelakangnya dan ia mengenakan penutup kepala lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya setan lari darimu wahai 'Umar, aku duduk disini dan mereka masuk, saat kau masuk budak wanita itu berbuat seperti yang ia perbuat (maksudnya: dia berhenti memukul rebana)."
Terkait dengan memukul rebana saat pernikahan, maka derajat hadits yang menjadi sandarannya merupakan hadits hasan, bukan hadits yang shohih. Ini dia:
Sunan Tirmidzi No. 1008:
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'], telah menceritakan kepada kami [Husyaim], telah menceritakan kepada kami [Abu Balj] dari [Muhammad bin Hatib Al Jumahi] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perbedaan antara yang diharamkan (zina) dan yang dihalalkan (pernikahan) ialah dengan memukul rebana dan suara."
(Abu Isa At Tirmidzi) berkata; "Hadits semakna diriwayatkan dari Aisyah, Jabir dan Ar Rubayyi' binti Mu'awwidz." Abu Isa berkata; "Hadits Muhammad bin Hatib merupakan hadits hasan. Abu Balj bernama Yahya bin Abu Sulaim, juga terkadang disebut Ibnu Sulaim. Muhammad bin Hatib telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada saat masih kecil."

Dan masih ada beberapa hadits-hadits yang mirip sekitar masalah ini. Selanjutnya, sudah pasti akan membutuhkan penjelasan ilmu hadits yang berkepanjangan terkait derajat hadits-hadits tersebut. Silahkan buka-buka berbagai link/situs tentang hadits, khususnya tentang derajat hadits hasan. OK, ya. Semoga tambahan rincian ini mencukupi.


@Mala: Alloh Subhaanahu wa Ta'ala telah menentukan/memutuskan hukum-hukum-Nya yang berlaku positif terhadap manusia selama manusia hidup di dunia ini. Semuanya telah disampaikan-Nya kepada para Rosul-rosul Alloh melalui perantaraan Malaikat Jibril. Artinya: bukan Alloh sendiri yang langsung "berpidato" menjelaskan tentang hukum-hukum-Nya kepada manusia.
Info dari para Rosul Alloh (dalam hal ini Rosul Alloh kepada kita adalah Muhammad Rosululloh Sholalloohu 'alaihim wa Salam) disebar luaskan dan dijaga secara berkesinambungan dari generasi ke generasi melalui para 'Ulama', hingga sampailah info-info tersebut kepada kita-kita sekarang ini.
@Mas Deki : Jangan bingung-bingung, Mas. Bingung itu sama dengan ragu-ragu. Islam memerintahkan kita untuk meninggalkan sesuatu yang meragukan. Bukan berlama-lama dalam kebingungan. Silahkan perhatikan jawaban @croco dan @deffian. Telusuri juga link-link yang diberikan sdri @zaa dan @aley. Dan jangan lupa memohon petunjuk kepada Alloh agar diberikan keimanan yang mantap :-)

@Pak Alex: Alhamdulillah, nambahin link lagi, padahal link dari antum yang ada di link @zaa udah lumayan :-)

Btw, Bro @Dudi kok sekarang hobinya cuma ngintip sana-sini doank, ya' :-)
Alhamdulillah, yg ngintip udah nongol :-)
Wa'alaikum salam warohmatullooh wabarokaatuh!
@ISW: Semoga menjadi wanita sholihah beneran. Aaaaamiin!

Lho! @rizky kok berubah jadi Tamasu...?
Tp g' mslh, kok :-)

@bang: Sy sdh rasakan sedikit bara api tsb. Baru sedikit, sih. Tp sakitnya (di hati)....
Btw, yang rajin patrolinya, ya :-)
@pak Alvino: Avatarx gagah... Oya, koleksi foto anda perlu di proteksi, tuh :-)
@Su'ud: Sabar dan pelan2 aja, Bro. Saya butuh 3 th serius berjuang meninggalkan lagu/musik/nyanyian hingga betul2 kaga' butuh lagi hal tsb dalam kehidupan saya. Pdhl sejak SMP (th '82) saya anak ben, lho!
@zyi: As-salaamu'alaikum (lagi)... Betul, terserah masing2 aja. Laa hujjata bainana wa bainakum!



Answer
Waalaikum salam warahmatuALLAHi wabarakaatuhu ...

Tulisan yang indah sekali,
lengkap dengan dalil dari Al-Qur'an dan lagunya ... (hehehe ...)

untuk yang butuh informasi tentang haramnya musik ...

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AmW0qdunHEQSrkgfIyVHqv2hRAx.;_ylv=3?qid=20101124054753AAT0aWM

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AmB1rOWLmbb7h.5BL.PyMHvJRAx.;_ylv=3?qid=20110109231149AA26YDG

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Ajl9LsrTdiyx1GUq0drC2nbJRAx.;_ylv=3?qid=20101226100032AAFCua3

http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=25

http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=163

http://al-atsariyyah.com/fatwa-para-ulama-tentang-nasyid.html

http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2627-saatnya-meninggalkan-musik.html



"Sesungguhnya yang haram itu jelas dan yang halal itu juga jelas, diantara keduanya adalah perkara2 yang syubhat, barang siapa yang mampu menjaga dirinya dari perkara yang syubhat maka sesungguhnya ia telah menjaga kesucian dien dan kehormatanya"


.



Powered By Info Bermanfaat
Update Forex 2013
Artikel Ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar